PBI Ar-raniry: Go Bolding IV “Your Key To Success: Translator and Interpreter”


Banda Aceh, Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Islam Negeri Ar-raniry menyelenggarakan seminar Go Bolding IV yang bertemakan “Your Key To Success: Translator and Interpreter”, di Aula Fakultas Tarbiyah Lantai 2 Gedung B, Banda Aceh, Jumat, (18-08-2017).

Kegiatan tersebut ditujukan kepada mahasiswa dan mahasiswi yang akan dan baru saja menyelesaikan pendidikannya di Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Islam Negeri Ar-raniry.

Dalam kata sambutannya Dr. T. Zulfikar M, Ed.  Mengatakan seminar Go Bolding bertujuan sebagai persiapan mahasiswa dan mahasiswi Pendidikan Bahasa Inggris dalam menghadapi dunia kerja setelah kelulusan nanti. “Dunia Kerja bukan hanya seputaran PNS saja, banyak profesi yang bisa dijadikan acuan”. Ungkapnya sambil disebut tepuk tangan para hadirin.

Hal yang sama juga diungkap oleh Wakil Dekan II Fakultas Tarbiyah  Universitas islam Negeri Ar-raniry, Dr. Sri Suyanta, S, Ag. “Lulusan Pendidikan Bahasa Inggris harus bisa bekerja di segala sektor” jelasnya pada pembukaan seminar Go Bolding tersebut. Suryanta juga menambahkan bahwa dengan menguasai bahasa asing maka akan lebih mudah untuk mencegah interfensi bangsa lain.

Selain itu, acara tersebut juga dihadiri oleh Muslahuddin Daud, Ketua Ikatan Alumni Pendidikan Bahasa Inggris Ar-raniry. Ia juga memberikan beberapa motivasi dan cara menghadapi dunia pekerjaan setelah mereka lulus. Muslahuddin juga mengharapkan mahasiswa lulusan Pendidikan Bahasa Inggris nantinya akan terus menjalin hubungan baik dengan alumni-alumni sebelumnya.

Sementara itu, seminar Go Bolding IV itu menghadirkan dua pemateri yaitu, Ika Kanna Trisnawati, dosen Universitas Muhammadiyah Aceh yang juga bekerja sebagai penerjemah dan Mutia Elviani, instruktur program beasiswa ACCESS yang juga merupakan seorang juru bicara ICAIOS. Ika menjelaskan bagaimana cara-cara menjadi seorang penerjemah yang handal, sehinngga bisa menghasilkan terjemahan yang bagus dan disusul dengan penjelasan dari Mutia tentang pengalamannya tentang menjadi seorang juru bicara. Ia juga memberikan beberapa tips yang harus dilakukan seorang juru bicara saat menghadapi dan menyampaikan pesan yang ingin disampaikan pembicara kedalam bahasa lainnya, salah satunya adalah pengalaman Mutia disaat menerjemahkan Bahasa Aceh kedalam Bahasa Inggris disaat menjadi juru bicara seorang peneliti asing pasca Tsunami pada tahun 2004 lalu.

Kemudian, acara tersebut diakhiri dengan sesi tanya jawab dari mahasiswa dan mahasiswi dan tambahan pengalaman dari Wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Dr. Syarwan Ahmad, M. LIS, saat beliau menjadi penerjemah.





            

Comments